Tak
terasa ini sudah berapa tahun yaa bisa menikmati perayaan idul adha. Hemm setiap
tahun tentunya akan mengalami suasana yang berbeda dalam menyambut takbiran dan
sholat idul adha. Kalau flash back
akan banyak cerita yang bisa aku uraikan. Tapi, semua itu menjadi potongan
puzzle yang telah aku lalui. Tak ada rencana sebelumnya, tyas tiba-tiba ngajak
untuk takbiran di Masjid Raya Klaten. Hemm boleh juga. Di desa juga tidak ada
informasi takbiran buat adik-adik.
Ba’da
Isya’ siap-siap sekalian nanti berangkat ke Solo. Mampir dulu ke Masjid Raya
Klaten menikmati dan mengikuti takbiran. Hemm ketika sudah sampai alun-alun. Ramee
banget. Kagetnya yang tak lihat bukan orang takbiran tapi sajian kuliner dan
banyak orang nongkong, seperti pasar malam Entah mereka juga mengumandangkan
gema takbir atau tidak. Wallahu’alam. Ke masjid harus muter dulu lewat jalan
selatan lapangan alun-alun dan bener-bener padat. Setelah masuk Masjid Raya
Klaten, ada fenomena yang berbeda dengan yang berada di sekitar alun-alun. Wahhh
rame banget yang pada ikut lomba takbiran. Jadi ingat masa-masa kecil dulu. J
MasyaAllah luar biasa. Ketika satu per satu kelompok peserta dari adik-adik
TPA, remaja masjid, dan perwakilan sekolah. Kreatif-kreatif ada yang bikin
sapi, kambing, lampion,dll.
Ya
Allah ternyata masih ada yang mau aktif di masjid dan menghidup-hidupkan masjid
yaa. Walaupun kualitas itu belum terlihat tapi dengan melihat kuantitas yang
lumayan banyak seperti ada harapan bahwa masih ada remaja yang peduli dan
terpaut di masjid. Tinggal yang banyak itu bagaimana mejaganya agar tidak
mundur satu per satu. PR nehh, PR siapa yaa J
Setelah
beberapa lama di Masjid Raya Klaten, aku langsung capcus berangkat ke Solo. Sendirian
ditemeni si polang takbiran sepanjang jalan sambil menikmati sekeliling jalan. Hemmm
fenomena yang berbeda. Jarang terdengar suara takbiran yang bersahut-sahutan. Sepi…
Yang terlihat malah genk-genk motor yang tidak tahu mereka pada melakukan apa. Kangen
suasana di sekitar rumah. Ramee takbiran dan saling bersahut-sahutan. Sepanjang
jalan Slamet Riyadi pun sepiiiii. Ya Allah, rasanya tak kuasa. Kejadian yang
membuat aku miris saat lewat depan tirtonadi, ada beberapa anak muda yang
bareng-bareng naik motor. Awalnya husnudzon tapi setelah masuk menyusup di
gerombolan mereka jangankan takbir yang mereka ucapkan tapi malah omongan yang
gak baik. Astaghfirullaah…..
Ya
Allah, kenapa aku harus mengetahui ini semua dan seakan-akan ini menjadi PR
buat aku. Lantas aku harus buat seperti apa? Aku bukan seperti naruto yang bisa
membuat dirinya lebih banyak. Aku hanya satu
tidak bisa dipecah-pecah. Tapi kenapa aku yang terus mendapat dan
merasakan kegelisahan ini semua.
Lakukan yang terbaik yang
bisa kita lakukan!!!:)
Senin,
14 Oktober 2013 @ Klaten-Solo Kost Robi’ah J