cthgila.blogspot.com
Masih teringat,
saat-saat pelajaran olahraga di SD, SMP, SMA??? Pelajaran yang paling aku sukai
dan senangi. Mengapa aku senang pelajaran olahraga? karena aku bisa unjuk
kebolehan di sini. Sedikit narsis seh. Bisa jadi lawanku sebenarnya adalah
putra-putra. Wajar juga seh dari kecil aja lawannya putra terus, mainnya juga
sama putra jadi kekuatannya pun hamper kayak putra. Selain itu, kebetulan ada
darah atlet juga dari orang tua hehe meskipun bukan atlet terkenal setidaknya
atlet kampung hohoho…
Kalo teringat
masa-masa dulu jadi pengen ketawa sendiri.. aneh… lucu… lari keliling stadion,
main basket, voli, kasti, sepak bola, lompat jauh, lompat tinggi, lempar
lembing, tolak peluru, lempar cakram, sepak takraw, apalagi yaa banyak banget
dan semua itu terekam dalam memori meski tak terdokumentasikan dalam sebuah album
foto, tak akan muat aku jamin.
Ada sebuah
cerita menarik neh dulu kayaknya juga sudah tak muat di status FB namun hanya
sekilas saja. Simak, yuukkk!!! Maaf, jika ada kesamaan nama, tempat, karakter
^^
Ada
seorang atlet lari yang tidak diragukan lagi kehebatannya. Sebut saja ‘Kaka’ , dia
bisa melakukan lari sprint 100 m dalam waktu 10 detik. Dahsyat bukan??? Tapi itu
masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan manusia tercepat di dunia Usain Bolt yang bisa lari 100m dalam
waktu 9,58 detik pada Kejuaraan Atletik Dunia 2009. Tinggal sedikit lagi Kaka bisa memecahkan
rekor. Kehebatan Kaka tidak datang secara tiba-tiba namun semua itu adalah
hasil latihan keras yang ia lakukan setiap harinya. Tak heran kalau Kaka bisa
mendapat 3 medali emas, 4 medali perak, dan 2 medali perunggu dalam 3 tahun
terakhir ini. Dan tibalah saatnya sekarang dia mengikuti pertandingan lari
dalam kejuaran PON (Pekan Olahraga Nasional). Tak ada rasa takut, minder dalam
dirinya. Kaka percaya akan bisa melewati pertandingan ini dengan medali emas
yang akan ia raih.
Kejuaraan lari
pun dimulai di sebuah stadion terkenal di tempat ini. Hemm pertandingan pun akan
segera dimulai. Kaka sudah mulai berada di garis start. Terlihat antusias dari
para atlet yang mengikuti kejuaraan ini tak sedikit yang ikut, ada 100 peserta
dari berbagai kontingen. Wah luar biasa sekali dan sorak dukungan teman,
kerabat pun riuh meramikan suasana stadion dan aba-aba siap pun sudah diucapkan
oleh petugas tinggal menunggu bunyi peluit. Mereka akan melakukan lari sejauh
5x putaran lapangan dengan jarak 5 km. Gak terlalu jauh seh. Seperti peserta
yang lainnya pun, Kaka sudah bersiap-siap lari dan tibalah saatnya peluit itu
berbunyi… priiittttttttt!!!!!!!!!!
Semua peserta berlari dengan tenaga yang
mereka miliki. Namun, tiba-tiba tak disangka setelah 2 putaran, Kaka terjatuh
kakinya terkilir. Brughh. Ia merintih
kesakitan dan ketika ia hendak berdiri semua peserta yang ada di belakangnya sudah
berlari melewatinya. Sampai ketika dia cukup mampu untuk berdiri dia melihat ke
belakang tak ada peserta lagi yang tersisa semua sudah berada di depan. Ia
sangat frustasi, galau, bingung, dan mulai ragu-ragu bisakah ia menyusul
ketertinggalannya. Dalam situasi ini, dia mulai bingung haruskah ia melanjutkan
pertandingan ini ataukah berhenti.
Kaka
menatap semua penonton yang mengelilingi arena pertandingan ini, gemuruh sorak
penonton sangat dahsyat meramaikan stadion ini. Kepalanya mulai pening
bayangan-bayangan ayah, ibu, adek, kakaknya, dan teman-temannya mendukung dia
untuk terus maju, bangkit.
“Ayo, Ka!! Kamu pasti bisa.”
“Kaka hebat, ayoo kaa!!”
Semua dukungan itu akhirnya membuat
Kaka mulai bangkit kembali.
Dia bergumam, “Aku pasti bisa, bismillah…”
Akhirnya dia
mulai lari dengan tenaga sisa yang ia miliki, perjalanan masih jauh mungkin ia
memang sudah mendapat 2 putaran namun beberapa peserta yang lain sudah jauh
meninggalkannya. Namun, dengan semangat Kaka yang membara dia mulai menyusu. “Ayo, aku pasti bisa” tersusullah satu
per satu lawan yang ada di depannya itu lalu dia mulai berlari terus sampai pada
akhirnya putaran ke 5 hampir selesai dia sudah berada di posisi ke 5 dari
depan. Banyak peserta yang tertinggal di belakangnya. Dia lari dan terus
berlari.. posisi ke 5 dia lewati sekarang dalam posisi 4 dan tinggal 5 m lagi.
Kaka terus saja berlari sampai akhirnya dia tersungkur jatuh sebelum mengejar
posisi ke 3. Jatuh… brukkk tak
sadarkan diri. Semua orang terkejut dan Kaka sudah tak ingat lagi setelah itu.
Baru
ketika dia siuman, ternyata dia sudah berada di dalam ruang kesehatan untuk
para atlet. Dia melihat sekelilingnya ada pelatih dan teman-temannya. Di
pelupuk matanya, ia mulai mengeluarkan butiran-butiran air mata. Ia sudah
teringat beberapa menit tadi dan dia juga tak menghiraukan lagi kalau dia
dianggap cengeng.
“Maafkan
aku, pak… Maafkan aku,pak”
Pelatih itu
membelai rambut Kaka yang masih basah. “Gak
papa, Ka Bapak tahu dan seharusnya Bapak juga tidak memaksa kamu untuk jadi
pemenang. Maafkan Bapak juga tapi Bapak sangat bangga kepadamu, kamu hebat, Ka.
Kaka hebat.”
Semua teman-temannya pun memandang
Kaka dengan seyuman dan kebanggaan. Kaka pun jadi merasa senang dan ia sadar
bahwa tak selamanya ia harus menjadi nomor wahid.
#Selama ini Kaka memang selalu dalam
posisi di atas, jarang ia kalah dalam setiap kali pertandingan. Namun, sapa
sangka ia ternyata juga bisa terjatuh. Hanya saja ketika ia jatuh, ia punya 2
pilihan putus asa ataukah bangkit dan terus optimis untuk maju. Lingkungan,
teman dekat sangat mempengaruhi hal itu. Bisa saja dia ingin mencoba bangkit
tetapi di sekitarnya merasa dia tak akan bisa mampu melakukannya.
(11 September 2012 23:59)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar